Pantai Timbis Pandawa Kutuh, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo berjanji
akan memperjuangkan Bukit Timbis yang berada di Desa Kutuh, Kuta, Bali,
tetap sebagai sarana olaharaga paralayang.
"Saya sudah meninjau kesana Senin (7/10) siang secara mendadak," Roy dalam rilisnya, petang ini (Senin, 7/1).
Roy katakan tinjauan itu sebagai respon langsung terhadap para Gliders saat dirinya berkunjung ke Sumedang beberapa waktu lalu. Dari informasi yang diperolehnya, lanjut Roy, ternyata ada area Paragliding bersejarah di Bali terancam tergusur pembangunan vila yang justru melanggar aturan Sempadan dan bahkan sudah mengakibatkan beberapa Glider terluka karena menabrak pagar pembatas yang dibangun developer terkait.
"Memang lokasi ini harus diperjuangkan untuk dipertahankan karena ini punya nilai sejarah. Tidak hanya komunitas olahraga paralayang Indonesia saja yang ingin dipertahankan, tetapi dunia internasional juga," kata Roy.
Sebelum ke lokasi, Roy mengatakan dirinya sempat berkunjung ke Pura Dang Kahyangan Gunung Payung yang sempat disebut-sebut 'terganggu' kegiatan Paralayang tersebut.
"Namun, ketika menemui penduduk sekitar, Menpora mendapatkan fakta bahwa penduduk sekitar sangat mendukung kegiatan Paralayang dan tidak benar pernyataan yang mengatakan bahwa Pura peninggalan Maharesi Suci Danghyang Nirartha / Danghyang Dwijendra tersebut terganggu aktivitas Paralayang," tegasnya.
Roy menambahkan dirinya telah berkoordinasi dengan Gubernur Bali Made Mangku Paskita untuk membela nasib atlet dan venue-nya. Dan gubernur berjanji akan segera menindak developer yang melanggar aturan Sempadan.
Ketua Federasi Aero Sport Indonesia Daerah Bali yang juga Komandan Lanud Ngurah Rai Kolonel Pnb Sugiharto Prapto W yang ikut mendampingi Menpora menambahkan, kondisi Bukit Timbis yang sekarang sudah dipagari dengan kawat membuat para atlet susah melakukan aktifitas.
"Kadang-kadang bisa nyangkut itu. Kita ada sekitar 30 hingga 50 atlet yang menggunakan Bukit Timbis untuk Paralayang. Ini lokasi satu-satunya di Bali," jelasnya.
Ia berharap Menpora bisa memfasilitasi lahan untuk para atlet paralayang mengingat pada Februari 2014 FAI menyelenggarakan event internasional di Bali.
"Kita akan ada kongres. Biasanya akan disertai juga untuk olahraga. Kalau fasilitas seperti itu tidak bagus juga bagi nama Indonesia," tambahnya.
Untuk diketahui, Timbis merupakan tempat yang kerap dikunjungi turis mancanegara dan lokal untuk berolahraga sekaligus berlibur. Pasalnya, Timbis menyajikan pandangan bukit dan pantai yang layak digunakan untuk berolahraga. Pantai Timbis pernah digunakan untuk acara Asian Beach Games, 2008 silam yang diikuti 42 negara di Asia dengan 18 cabang olahraga yang dipertandingkan, salah satunya paralayang.
"Saya sudah meninjau kesana Senin (7/10) siang secara mendadak," Roy dalam rilisnya, petang ini (Senin, 7/1).
Roy katakan tinjauan itu sebagai respon langsung terhadap para Gliders saat dirinya berkunjung ke Sumedang beberapa waktu lalu. Dari informasi yang diperolehnya, lanjut Roy, ternyata ada area Paragliding bersejarah di Bali terancam tergusur pembangunan vila yang justru melanggar aturan Sempadan dan bahkan sudah mengakibatkan beberapa Glider terluka karena menabrak pagar pembatas yang dibangun developer terkait.
"Memang lokasi ini harus diperjuangkan untuk dipertahankan karena ini punya nilai sejarah. Tidak hanya komunitas olahraga paralayang Indonesia saja yang ingin dipertahankan, tetapi dunia internasional juga," kata Roy.
Sebelum ke lokasi, Roy mengatakan dirinya sempat berkunjung ke Pura Dang Kahyangan Gunung Payung yang sempat disebut-sebut 'terganggu' kegiatan Paralayang tersebut.
"Namun, ketika menemui penduduk sekitar, Menpora mendapatkan fakta bahwa penduduk sekitar sangat mendukung kegiatan Paralayang dan tidak benar pernyataan yang mengatakan bahwa Pura peninggalan Maharesi Suci Danghyang Nirartha / Danghyang Dwijendra tersebut terganggu aktivitas Paralayang," tegasnya.
Roy menambahkan dirinya telah berkoordinasi dengan Gubernur Bali Made Mangku Paskita untuk membela nasib atlet dan venue-nya. Dan gubernur berjanji akan segera menindak developer yang melanggar aturan Sempadan.
Ketua Federasi Aero Sport Indonesia Daerah Bali yang juga Komandan Lanud Ngurah Rai Kolonel Pnb Sugiharto Prapto W yang ikut mendampingi Menpora menambahkan, kondisi Bukit Timbis yang sekarang sudah dipagari dengan kawat membuat para atlet susah melakukan aktifitas.
"Kadang-kadang bisa nyangkut itu. Kita ada sekitar 30 hingga 50 atlet yang menggunakan Bukit Timbis untuk Paralayang. Ini lokasi satu-satunya di Bali," jelasnya.
Ia berharap Menpora bisa memfasilitasi lahan untuk para atlet paralayang mengingat pada Februari 2014 FAI menyelenggarakan event internasional di Bali.
"Kita akan ada kongres. Biasanya akan disertai juga untuk olahraga. Kalau fasilitas seperti itu tidak bagus juga bagi nama Indonesia," tambahnya.
Untuk diketahui, Timbis merupakan tempat yang kerap dikunjungi turis mancanegara dan lokal untuk berolahraga sekaligus berlibur. Pasalnya, Timbis menyajikan pandangan bukit dan pantai yang layak digunakan untuk berolahraga. Pantai Timbis pernah digunakan untuk acara Asian Beach Games, 2008 silam yang diikuti 42 negara di Asia dengan 18 cabang olahraga yang dipertandingkan, salah satunya paralayang.
Sumber: http://olahraga.rmol.co
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !