Mubarak |
KAIRO,-- Ratusan
keluarga korban revolusi
Mesir pada Selasa berunjuk rasa di luar gedung Akademi Kepolisian di
Kairo, tempat mantan Presiden Hosni Mubarak diadili. Dalam aksinya,
mereka meminta agar mantan orang kuat itu dihukum mati. "Mubarak
pembunuh, hukuman mati adalah balasan setimpal," demikian antara lain
yel-yel yang diteriakkan para keluarga korban. Mubarak
bersama dua anaknya, Alaa dan Galam, serta mantan mantan Menteri Luar
Dalam Nenegeri Habib Al Adly dan perwira .....
kepolisian diadili atas
dakwaan pembunuhan terhadap sedikitnya 850 demonstran dalam unjuk rasa
hebat pada awal tahun ini.
Selain dakwaan pembunuhan
demonstran, para terdakwa juga didakwa melakukan ekspor gas ke Israel
dengan harga murah dan pencucian uang negara.
Persidangan sebelumnya diadakan pada Senin (2/1/2012) setelah dimulai lagi pada pekan lalu menyusul ditunda selama 100 hari.
Persidangan
yang dipimpin hakim keta Ahmed Refat itu dilakukan tertutup dari
publik, berbeda dengan persidangan awal yang disiarkan langsung oleh
media massa elektronik setempat. Semua wartawan elektronik dan cetak
dalam pengadilan kali ini dilarang memasuki ruang persidangan.
Mubarak yang mengundurkan diri pada 11 Februari lalu diadili di tengah pemilihan umum anggota parlemen saat ini.
Pemilu
tahap ketiga atau terakhir dimulai pada Selasa (3/1/2012) di sembilan
provinsi, yaitu di Kalyubiah, Garbiyah, Dakhaliyah, Almenia, Qena, Wadi
Aljadid, Marsa Matruh, Sinai Utara dan Sinai Selatan.
Pemilu
anggota parlemen dua tahap di 14 provinsi termasuk ibu kota Kairo
sebelumnya pada November dan Desember 2011 dimenangkan oleh kubu Islam
dari Partai Hurriyah Wal Adalah -- Ikhwanul Muslimin, dan Partai Annur
-- aliran Salafi.
Berbagai jajak pendapat menunjukkan bahwa
pemilu tahap ketiga ini juga akan didominasi oleh kubu Islam.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !